Senin, 23 Desember 2013

ASKEB II PERSALINAN ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN



  • Adalah asuhan yang aman berdasarkan temuan (evidence based), dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
  • Asuhan sayang ibu membantu pasien merasa nyaman dan aman selama proses persalinan, yaitu dengan menghargai kebiasaan budaya, praktek keagamaan dan kepercayaan (a/b kebiasaan tersebut aman), serta melibatkan pasien dan keluarga sebagai pembuat keputusan, secara emosional sifatnya mendukung. Asuhan sayang ibu melindungi hak-hak pasien untuk mendapatkan privacy dan menggunakan sentuhan seperlunya
  • Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan proses persalinan adalah proses alamiah, maka intervensi dan pengobatan yg tidak perlu untuk proses alamiah tersebut harus dihindari
  • Asuhan syg ibu berpusat pd ibu bukan pada nakes. Selalu melihat dulu pada cara pengobatan yg sederhana dan non intervensi sebelum berpaling ke teknologi. Studi yg dilalukan dibeberapa pusat kesehatan utama dan di pusat sarana persalinan telah memajukan bahwa intervensi bergantung pada falsafah pengasuhan dan bukan pada resiko medisnya. Intervensi yg meningkat tdk akan memperbaiki hasil bahkan bisa memperburuk keadaan
  • Asuhan sayang ibu menjamin bahwa pasien dan keluarganya diberitahu tentang apa yg sedang terjadi dan apa yg bisa diharapkan. Sama seperti pada kala I selama kala II bidan harus menjelaskan apa yg dilakukan serta alasannya sebelum melakukan tindakan (seperti sebelum melakukan VT, mengecek TD, DJJ dsb) dan menjelaskan hasil pemeriksaan ug dilakukannya. Bidan membentu pasien memahami sesuatu yg sedang dan akan terjadi selama proses persalinan, menghargai peran pasien, bidan, dokter, atau pemberi asuhan lainnya dlm proses kelahiran tsb.
Posisi Meneran
Bagian dari pelaksanaan asuhan sayang ibu adlh membiarkan pasien memilih sendiri posisi untuk meneran, selain posisi telentang atau litotomi.

POSISI IBU SAAT MELAHIRKAN









  • Pd posisi telentang, pembuluh aorta dan vena cafa inferior akan tertekan oleh beban berat janin, uterus, air ketuban dan plasenta.
  • Penekanan pembuluh dasar besar ini akan mengganggu aliran darah ke janin. Shg janin akan kekurangan suplai oksigen yg berakibat terjadinya asfiksia intra uterin.
  • Selain itu pasien jg akan merasakan nyeri krn tekanan ini yg akan menambah lama kala II.
  • Laserasi perineum pd posisi ini lebih banyak dijumpai dibandingkn posisi-posisi lain krn pd posisi ini  daya renggang panggul tdk dpt maksimal.
  • Posisi litotomi utk meneran jg tdk dianjurkan krn akan menyebabkan nyeri pd punggung dan kerusakan saraf kaki yg disarakan setlh proses persalinan selesai.
  • Pd posisi ini pasien akan lebih sulit utk melakukan pernafasan
  • Posisi litotomi dan telentang akan membuat proses buang air lebih sulit
  • Pasien merasa terbatas dlm melakukan pergerakan
  • Pasien merasa tdk berdaya ktk dlm posisi telentang apalagi litotomi, krn posisinya benar-benar mnjdi “objek tindkn”
  •  Posisi litotomi dan telentang akan membuat proses buang air lebih sulit
  • Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pd perineum
  • Bisa menimbulkan kerusakan saraf

SETENGAH DUDUK : 
  • Membantu bidan dlm penurunan janin dgn kerja gravitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke dasar panggul 
  • Lebih mudah bagi bidan utk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum

BERDIRI
  • Pasien lebih mudah mengosongkan kandung kemih, kandung kemih yg kosong akan memudahkan penurunan kepala
  • Memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya

JONGKOK
  • Memaksimalkan sudut dlm lengkungan carus yg memungkinkan bahu turun ke panggul dan bukn terhalang (macet) di atas simfisis pubis

MIRING KE KIRI
  • Oksigensasi janin maksimal krn dgn miring ke kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar
  • Memberi rasa santai ibu yg letih
  • Mencegah terjadinya laserasi

MERANGKAK
  • Membantu kesehatan janin dlm penurunan lebih dlm ke panggul
  • Baik utk persalinan dgn punggung yg sakit
  • Membantu janin dlm melakukan rotasi
  • Peregangan minimal pd perineum


ASMA DAN KEHAMILAN

 Sistem Pernapasan Manusia




DEFINISI

Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

ETIOLOGI :
- Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.
- Pembengkakan membran bronkus.
- Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.




ASMA DIBAGI ATAS DUA KATEGORI :





1. Ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan.
2. Intrinsik atau nonalergi yang disebabkan oleh udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan dengan polusi.

PATOFISIOLOGI

ENDOCRINE
Terjadi perubahan pada level estrogen, progesterone dan kortisol. Dimana hormone estrogen meningkat tinggi pada trimester pertama, peningkatan estrogen merangsang pembentukan sel darah merah terjadi kenaikan volume darah untuk memperdarahi uterus dan janin. Progesteron meningkat pada trimester pertama,
peningkatan ini menstimulasi pusat pernafasan dan relaksasi otot polos vascular. Namun progesterone tidak menyebabkan relaksasi otot polos bronchus.


ENDOCRINE (PROGESTERON) MENINGKAT >>>> MENSTIMULASI PUSAT PERNAPASAN

KARDIOVASKULAR
Volume darah meningkat sebagai respon dari peningkatan plasma volume dan sel darah merah. Peningkatan sel darah merah tidak sebanyak volume plasma yang mengakibatkan anemia. Kardiak Output meningkat dan denyut jantung bertambah 10 -20 denyut per menit. Range perubahan kardiak output ini berkisar 30-60% yang artinya perubahan kardiak output ini juga dipengaruhi posisi.

KARDIOVASKULAR
Estrogen Meningkat >>>> Merangsang Pembentukan Sel Darah Merah >>>> Volume Darah Meningkat >>>> Kardiac Out Put Meningkat

PERNAPASAN
Perubahan ini meliputi penyesuaian dinding dada, kenaikan diafragma, progesterone menginduksi pusat pernafasan

GEJALA
1) Mengi
2) Sesak napas
3) Dada terasa berat
4) Batuk



KLASIFIKASI ASMA
Tingkat I :
1. Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
2. Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
Tingkat II :
1. Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
2. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
Tingkat III :
1. Tanpa keluhan.
2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
3. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.
Tingkat IV :
1. Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
Tingkat V :
1. Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
2. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.

DAMPAK
FETUS :
- Intra uterine growth retardation
- Bayi premature
- Meningkatkan kemungkinan resiko kematian perinatal.
IBU :
- Preeklampsia 3,3%
- Hipertensi selama kehamilan 8%
- Solusio plasenta 2,5%
- Korioamnionitis 10,4%
- Persalinan dengan seksio sesar 26,4%.

PEMERIKSAAN / DIAGNOSA
1. Riwayat
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan fungsi paru
4. Pemeriksaan laboratorium
   a. Spirometri
   b. Gas-gas Darah Arteri
   c. Foto Thoraks

PEMERIKSAAN SPUTUM PADA ASMA

PENCEGAHAN
Gaya hidup yang akan dapat mencegah terjadinya asma :
1. Berhenti merokok (merokok dapat menghentikan beberapa jenis obat pencegah sehingga tidak bisa bekerja dengan baik)
2. Mengetahui dan mengatasi pemicu asma
3. Menurunkan berat badan 


PENANGANAN
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronchiale :
A. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
B. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
C. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.










Masalah Gizi Ibu Hamil : Anemia

PENDAHULUAN

ANEMIA GIZI adalah kekurangan zat gizi mikro (zat besi) yg merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kelompok masy yg rawan menderita anemia gizi adalah WUS termasuk ibu hamil dan ibu nifas, remaja putri, catin, tenaga kerja wanita.
BATASAN ANEMIA
Menurut WHO dan SK Menkes Nomor : 736 a/Menkes/XI/1989, apabila Kadar Hb :
- Anak Usia Sekolah    < 12 gram%
- Wanita Dewasa          < 12 gram%
- Ibu Hamil                    < 11 gram%
- Ibu Menyusui            < 12 gram%

ANEMIA GIZI
Penyebab anemia gizi adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan, sumber zat besi yg masuk ke dlm tubuh dng meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama pd Wanita hamil serta perdarahan akibat penyakit tertentu.

PENYEBAB ANEMIA GIZI adalah salah satu atau lebih dari keadaan berikut ini :
1. Zat besi yg masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan. Makanan yg kaya kandungan zat besinya adalah makanan sumber hewani dng penyerapan zat besi kedalam tubuh > 15%.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama pd ibu hamil, masa tumbuh kembang pada remaja, akibat kenyakit kronis seperti TBC, Infeksi dll.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang berlebihan, melahirkan dll.

JENIS ANEMIA
1. Anemia besi
2. Anemia kekurangan asam folat
3. Anemia kekurangan cyanocobalamin(B12)
4. Anemia kombinasi diantara ketiganya

PENYEBAB ANEMIA BESI
1. Kekurangan konsumsi zat besi (jumlah, gangguan absorbsi)
2. Penyakit cacing (Necator Americanus, Strongyloides   Stercoralis,  Trichuris Trichiura)
3. Perdarahan
4. Penyakit infeksi (malaria)
5. Kanker
6. Pencemaran lingkungan (pb dari makanan, minuman atau udara)


PENYEBAB ANEMIA ASAM FOLAT
1. Kekurangan konsumsi asam folat (kemiskinan, proses memasak makanan yang lama, gangguan absorbsi)
2. KEK (kekurangan energi kalori)
3. Kebutuhan yang meningkat (ibu hamil dan menyusui)
4. Penyakit (infeksi, kanker)
5. Pemakaian obat (pyrimethamine)

PENYEBAB ANEMIA B12
1. “Strict Vegetarian”
2. Penyakit cacing (Dyphyllobothrium latum)
3. Pemotongan “Ilium” (usus kecil)
4. Obat (Pas, Neomycin, Colchicine)
5. Kebutuhan yang meningkat (ibu hamil)

AKIBAT ANEMIA
1. Penurunan produktifitas
2. Perdarahan
3. Pre eklampsia
4. Kelahiran premature
5. Berat badan lahir rendah pada bayi
6. Kematian ibu dan perinatal
7. Kerentanan terhadap penyakit infeksi
8. Gangguan pertumbuhan
9. Gangguan konsentrasi ----> gangguan kecerdasan, dan gangguan pertumbuhan

KESIMPULAN
1. ANEMIA TERUTAMA ZAT BESI DAPAT DITANGGULANGI DENGAN SUPLEMENTASI  ZAT BESI
 2. UNTUK MENGOPTIMALISASI HASIL PROGRAM PENCEGAHAN ANEMIA PERLU DITAMBAHKAN ASAM FOLAT
3. MESKIPUN USAHA PENCEGAHAN TELAH DILAKSANAKAN SECARA LUAS, NAMUN NAMPAKNYA BELUM MEMBERIKAN HASIL YANG MAKSIMAL
4. DALAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PERLU DIKONDISIKAN AGAR BUMIL MEMENUHI ASUPAN PROTEIN HEWANINYA, DAN TIDAK KEKURANGAN ZINK SERTA VITAMIN A.

Minggu, 22 Desember 2013

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


DEFINISI :
BBLR (Low Birth Weight Infant) : Bayi yg lahir dg berat badan kurang atau sama dg 2500 gr. (WHO).
KLASIFIKASI BBLR :
Berdasarkan Umur kehamilan / Masa gestasi.
a.  Preterm Infant / By Prematur / By < bulan :
     Bayi yg lahir pd umur kehamilan < 37 mgg.
b.  Term Infant / By cukup bulan / Mature / Aterm :
     Bayi yg lahir pd umur kehamilan 37-42 mgg.
c.  Post Term Infant / By > bln / Posterm / Postmature:
     Bayi yg lahir pd umur kehamilan > 42 mgg.
DARI PENGERTIAN DIATAS   → BBLR TERBAGI 2 GOLONGAN :
1.  PREMATURITAS MURNI :
     By dg masa khmlan < 37 mgg & BB sesuai dg BB untuk usia kehamilan → ” Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan / NKB-SMK ”
 2.  DISMATURITAS :
     By dg BB < BB seharusnya u/ usia kehamilan, ini menunjukkan bayi  mengalami retardasi     pertumbuhan intrauterin.
   ☻ NKB-KMK→Neo < bln kecil u/ masa kehamilan
   ☻ NCB-KMK→Neo cukup bln kecil u/ masa kehamilan
   ☻ NLB-KMK→Neo > bln kecil u/ masa khmln
BERKAITAN  DG PENANGANAN & HARAPAN HIDUP  BBLR  DIBEDAKAN :
1. By berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 
2500 gr.
2. By berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat 
lahir < 1500 gr.


3. By berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat 
lahir < 1000 gr.
PENYEBAB BBLR
Faktor Janin :

- Kehamilan ganda
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Infeksi
- Insufiensi plasenta
- Inkompatibilitas darah ibu & janin
Faktor Lingkungan:
- Tempat tingal didataran tinggi
- Radiasi
- Zat racun
TANDA & GEJALA BAYI PREMATUR
- Umur khmln 37 mgg.
- BB 2500 gr, 
- PB 46 cm.


- Kuku pjgnya blm melewati ujung jari.
- Batas dahi & rambut kepala tidak jelas.
- Lingkar kepala 33 cm, 
- Lingkar dada 30 cm.


- Rambut lanugo msh byk.
- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
- Tulang rawan daun telinga blm sempurna ptumb, solah tidak teraba tulang rawan daun     telinga.
- Tumit mkilap,telapak kaki halus.
- Alat kelamin pigmentasi & rugae pd skrotum krg,testis blm turun kedlm skrotum. klitoris mnonjol, labia minora blm ttutup o/ labia mayora.
- Tonus otot lemah, shg by krg aktif & pgerakannya lemah.
- Fungsi syaraf yg blm/ krg matang, makibatx refleks isap, menelan & batuk msh lemah / tdk efektif,& tangisan lemah.
- Jaringan kelenjar mamae msh krg akibat ptumb otot & jaringan lemakmsh krg.
- Verniks kaseosa tdk ada /sedikit.
PENYULIT  PREMATUR MURNI

a. Hipotermi
b. Sindrom Gawat Nafas
c. Hipoglikemi
d. Perdarahan Intrakranial
e. Rentan thd Infeksi
f. Hiperbilirubinemia
g. Kerusakan integritas kulit
TANDA & GEJALA DISMATUR BAYI DISMATUR

PRETERM
- Sama dg by premature murni.
POST-TERM
- Kulit pucat/bernoda,kering keriput tipis.
- Vernix caseosa tipis/tak ada.
- Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
- Bayi tampak gesit, aktif & kuat.
- Tali pusar berwarna kuning kehijauan.
STADIUM BAYI PREMATUR
-.  STADIUM PERTAMA
    By tampak kurus & relatif > pjg, kulitnya longgar,kering spt perkamen, ttp blm tdp noda mekonium.
-       STADIUM KEDUA
    Tdp tanda stadium pertama ditambah warna kehijauan pd kulit plasenta & umbilikus.
-       STADIUM KETIGA
     Tdp tanda stadium kedua ditambah dg kulit,kuku & tali pusat yg berwarna kuning, ditemukan jg anoksia intra uterin yg lama.
PENYULIT  BAYI  DISMATUR

- Sindrom aspirasi mekonium
- Hipoglikemia simtomatik
- Penykit membran hialin
- Hiperbilirubinemia
- Asfiksia neonatorum
PENANGANAN  BBLR

- Mempertahankan suhu tubuh by dg ketat.
- Mencegah infeksi dg ketat.
- Pengawasan nutrisi / ASI.
- Penimbangan ketat.







Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan Infeksi Virus (DHF,Varisela, Morbili)


Infeksi virus yang sering ditemukan :
1. Demam Berdarah Dengue ( DBD )
2. Varisela ( Cacar Air, Chicken Pox)
3. Morbili ( Campak, Measles, Rubeola)

1. DEMAM BERDARAH/Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
a. Pengertian Suatu Infeksi Arbovirus (Arthropod – Borne Virus) Akut, Ditularkan Oleh Nyamuk Species Aedes ( Aegypti & Albopictus).
b. Etiologi Virus dengue dalam kelompok arbovirus b vektor utama penyakit Aedes Aegypti.
c. Patofisiologi :
Virus dengue tubuh manusia < gigitan nyamuk a. Aegypty > bereaksi dgn. Antibodi kompleks virus dan antibodi dalam sirkulasi dilepaskan antihistamin permeabilitas dinding pembuluh darah plasma pecah melalui dinding endotel trombositopenia, haematocrit dan faktor koagulasi ↓.
d. Manifestasi Klinis :
#Masa tunas ± 3 – 15 hari
#Demam tinggi ± 5 – 7 hari
#Ruam timbul 5 – 12 jam sebelum peningkatan suhu pertama ± 3 – 5 hari
#Nyeri kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, punggung, otot dan sendi disertai rasa menggigil
#Sindrom trias : suhu tinggi, nyeri, ruam
#Perdarahan bawah kulit < ptechie, ekhimosis, hematoma >
#Epistaksis, hematuri
#Nafsu makan menurun, mual, muntah, diare, konstipasi
#Tanda-tanda renjatan : sianosis, tekanan darah turun, gelisah, kulit lembab dan dingin
e. Klasifikasi DHF
- Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan ( uji rl + ) cara uji rl = pasang manset , pompa sampai air raksa mencapai pertengahan sis & dias, biarkan 5’, lalu buka manset jika ada ≥ 20 petekie di daerah lengan bawah dgn diameter 2,8 cm dinyatakan +
- Derajat II : derajat i, disertai perdarahan spontan di kulit / perdarahan lain
- Derajat III: ditemukannya kegagalan sirkulasi ( nadi cepat, lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah ) ( deonge shock sindrom / dss)
- Derajat IV : renjatan berat, nadi tidak teraba, tensi tidak terukur.
f. Pemeriksaan diagnostik
*   DL = Hemokonsentrasi (↑>20 % ) Trombositopenia   <100.000
*   Rontgen Thorax = Effusi pleura

g. Penatalaksanaan terapeutik :
Bersifat simptomatis dan suportif
1. Minum banyak 1,5 – 2 lt/24 jam
2. Antipiretik jika panas
3. Antikonvulsan jika kejang
4. Pemberian cairan per infus, jika px kesulitan minum

Konsep Dasar Askeb. pada anak dengan DHF, menurut manajemen 7 langkah H.VARNEY :
Pengkajian
Kaji keluhan utama= panas, ruam, perdarahan. pemeriksaan lab : hct >20%, trombo < 100000
Pemeriksaan fisik : uji RL +, dll
Diagnosa, Masalah, Kebutuhan
DX : An. “X” dgn DHF, masalah =
- Kegagalan sirkulasi / kekurangan volume   cairan
- Perubahan perfusi jaringan perifer
- Perubahan nutrisi
- Hipertermia
Kebutuhan : rehidrasi, dll (sesuai masalah )
Antisipasi masalah potensial:
- Renjatan, Perdarahan, Shock Hipovolemik,Dll (Sesuai    Masalah Yg Terjadi )
Identifikasi kebutuhan segera:
- Rehidrasi ( Oral / Parenteral ), Dll ( Yg Mengancam Jiwa)
Intervensi: :
- Dx :An “X” dgn DHF, Masalah : kegagalan sirkulasi
- Tujuan :…ada waktu ( menit / jam)
- Kriteria :… harus terukur
   1. observasi TTV jika perlu tiap 1 jam ( rasional….)
   2. periksa HCT, HB, Trombosit scr periodik(k/p) tiap 4 jam
   3. berikan minum sekitar 2 lt/24 jam
   4. kolaborasi untuk terapi ( infus, plasma, dll)
Implementasi:
Sesuai Masalah Yg Terjadi Diikuti Hasil Pelaksanaan
Evaluasi :
SOAP

2. CAMPAK

- Definisi
Peny .infeksi virus akut ditandai dengan 3 stadium yaitu kataral, erupsi & konvalensi .



- Patofisiologi
Campak
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi exsudat yang serous dan proliferasi sel    mononukleus & sel     polinuklear selaput lendir nusofaring ,bronkus &konjungtiva

 - Etiologi
Virus morbili berasal dari sekret sal pernafasan darah ,urine dari orang yang terinfeksi .

- Gambaran klinik :

a. Prodomal (cataral ) : 
Demam ,malaise ,batuk ,konjungtivitis ,koriza ,bercak koplik ,berlangsung selama    4 – 5 hari, fotofobia

b. Stadium Erupsi

Batuk ,Eritema, makula + papula , suhu↑  ,perdarahan ringan dibawah kulit ,pembesaran kel. Getah bening .
c. Stadium Konvalensi
Erupsi ber – dan meninggalkan bekas ,anorexia .
- Komplikasi:

   a. Otitis  media
   b. Pneumonia ( kkp anak sering mati)
   c. Bronkiolitis
   d. Ensefalitis
   e. Laringitis obstruksi
   f. Buta ( anak , vitamin A)
   g. Diare


- Penatalaksanaan Terapeutik ;
Obat simptomatik ; antipiretika, obat batuk, sedativ, perbaiki KU
- Pengkajian;
Riwayat kesehatan : imunisasi, kontak dgn Px
Kaji tanda2 virus campak
- Masalah:

   a. Kebutuhan nutrisi krn anak mengeluh anoreksia,..
   b. Gangguan suhu tubuh
   c. Gangguan rasa aman dan nyaman
   d. Resiko terjadi komplikasi
   e. Kurangnya pengetahuan ortu ttg penyakitnya


3. POLIOMIELITIS
(ACUTE ANTERIOR POLIOMYELITIS,INFANTILE PARALYSIS,PENY. HEINE & MEDIN )


Definisi
Peny.menular acut yang disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel antorior masa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motarik batang otak dan akibat kerusakan bagian SSP tersebut akan terjadi kelumpuhan dan atrofi otot.
Etiologi
Virus Poliomyelitis ; Virus ini dapat hidup dalam air berbulan-bulan/bertahun .Dapat tahan thd. Banyak bahan kimia (antibiotika,eter,fenol   musnah dng. pengeringan masa inkubasi 7-10 hari,ada yang 3-35 hari.
Patogenesis
Text Box: 				Virus
					rongga orofaring 
GIT, kelenjar getah bening  regional,
Sistem retikuloendotelial

   Sembuh	   Antibodi	  Imunitas virus

		   Proliferasi virus >>>pembentukan Ab

			Viremia + Gx klinis lain
Daerah yang terkena
a. Medula spinalis terutama kornu anterior
b. Batang otak pd.nukleu vestibularis dan inti-inti saraf kranial serta formasio retikularis .
c.  Sebelum Otak tengah (mid brain )
d. Talamus & hipotalamus
e. Korteks serebri,hanya daerah motorik
Gx klinis
a. Silent inyection.
    Timbul imunitas
b. Poliomielitis abortif
    Mendadak jam-hari
    Gx=malaise,anoreksia,mual,muntah,nyeri kepala tenggorokan,konstipasi ,demam,nyeri abdomen.
c. Poliomielitis Non Paralitik.
    Gx  p.abortif,diperberat dgn.nyeri kepala ,mualdan muntah lebih berat ,(+) nyeri otot dan kaku kuduk.
d. Poliomielitis Paralitik
    GxPoliomielitis Non Paralitik disertai kelemahan satu/ lebih kumpulan otot skelet/kranial .Pada bayi ditemukan paralisis vesika,atonia usus.
Komplikasi :
a. Kontraktur
b. Paralisis
c. Atrofi otot
Pencegahan : 
a. Jangan masuk kedaerah epidemi
b. Di daerah epidemi jangan melakukan “stress” yang berat.(Tonsilektomi,suntikan,pencabutan gigi)
c. Me (-) aktifitas jasmani .
d. Imunisasi
Penatalaksanaan :
Medika
- Poliomielitis asimtomatis :tidak perlu perawatan.
- Poliomielitis abortif :istirahat 7 hari ,follow up2 bln.
- P.Paralitik Non Paralitis :istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu ,pengawasan ketat waspada paralitis   pernapasan terapi kausal ada .
- Fase akut :
   Analgetik     = nyeri otot
   Lokal          = pembalut hangat
   Antipiretik   = panas
   Retensi urin = kateter


ASUHAN KEBIDANAN
PENGKAJIAN
*Riwayat perawatan
*Pemeriksaan fisik
*Pemeriksaan status NEUROLOGI
*Kaji pola nyeri
*Pengkajian hasil Lab-Likuor serebrospinalis.
MASALAH :
- perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
- hipertermi
- nyeri
- gangguaan mobilitas fisik
- resiko tidak efektif pola nafas dan jalan nafas
- kurangnya perawatan diri
- kecemasan pada anak
- resiko penyebaran infeksi


4. VARISELA
Definisi
Penyakit akut, menular yg. Ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir
Etiologi


Herpes Virus Varisela / Virus Varicela Zoster
Gambaran klinik

Perjalanan penyakit dibagi 2 stadium :
a. Stadium Prodromal :
    24 jam sebelum kelainan kulit timbul terdapat gejala panas, perasaan lemah, anoreksia,
b. Stadium erupsi :
    Dimulai papula merah, kecil yg berubah menjadi vesikel yg berisi cairan jernih lalu berubah keruh dalam waktu 24 jam. dalam 3 – 4 hari erupsi tersebar mula2 di dada, lalu muka, bahu dan anggota gerak yg disertai rasa gatal
Varisela sangat mudah menular, melalui percikan ludah & kontak

Biasanya seumur hidup hanya diderita satu kali, wanita hamil yg menderita varicela dlm 21 hari sebelum melahirkan, 17% bayi yg dilahirkan akan menderita kelainan bawaan :bekas luka dikulit, BBLR, kelumpuhan, RM, katarak
Penatalaksanaan :

-          Medik : Pengobatan Simptomatik, Lokal Bedak Salicylat 1%, Jika Ada Infeksi Beri Antibiotika
-          Keperawatan : Gunting kuku agar pendek, ganti pakaian & alat tenun seseringnya, Jangan Dimandikan Atau Mandi Pake Larutan Pk 1/1000
Komplikasi :

Pneumonia, Ensefalitis ( Sembuh Dgn Gejala Sisa : Kejang, Rm,) Dll
Masalah

Gangguan rasa aman & nyaman Resiko terjadi komplikasi