- Adalah asuhan yang aman berdasarkan temuan (evidence based), dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
- Asuhan sayang ibu membantu pasien merasa nyaman dan aman selama proses persalinan, yaitu dengan menghargai kebiasaan budaya, praktek keagamaan dan kepercayaan (a/b kebiasaan tersebut aman), serta melibatkan pasien dan keluarga sebagai pembuat keputusan, secara emosional sifatnya mendukung. Asuhan sayang ibu melindungi hak-hak pasien untuk mendapatkan privacy dan menggunakan sentuhan seperlunya
- Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan proses persalinan adalah proses alamiah, maka intervensi dan pengobatan yg tidak perlu untuk proses alamiah tersebut harus dihindari
- Asuhan syg ibu berpusat pd ibu bukan pada nakes. Selalu melihat dulu pada cara pengobatan yg sederhana dan non intervensi sebelum berpaling ke teknologi. Studi yg dilalukan dibeberapa pusat kesehatan utama dan di pusat sarana persalinan telah memajukan bahwa intervensi bergantung pada falsafah pengasuhan dan bukan pada resiko medisnya. Intervensi yg meningkat tdk akan memperbaiki hasil bahkan bisa memperburuk keadaan
- Asuhan sayang ibu menjamin bahwa pasien dan keluarganya diberitahu tentang apa yg sedang terjadi dan apa yg bisa diharapkan. Sama seperti pada kala I selama kala II bidan harus menjelaskan apa yg dilakukan serta alasannya sebelum melakukan tindakan (seperti sebelum melakukan VT, mengecek TD, DJJ dsb) dan menjelaskan hasil pemeriksaan ug dilakukannya. Bidan membentu pasien memahami sesuatu yg sedang dan akan terjadi selama proses persalinan, menghargai peran pasien, bidan, dokter, atau pemberi asuhan lainnya dlm proses kelahiran tsb.
Posisi Meneran
Bagian dari pelaksanaan asuhan sayang ibu adlh membiarkan
pasien memilih sendiri posisi untuk meneran, selain posisi telentang atau
litotomi.
POSISI IBU SAAT MELAHIRKAN
POSISI IBU SAAT MELAHIRKAN
- Pd posisi telentang, pembuluh aorta dan vena cafa inferior akan tertekan oleh beban berat janin, uterus, air ketuban dan plasenta.
- Penekanan pembuluh dasar besar ini akan mengganggu aliran darah ke janin. Shg janin akan kekurangan suplai oksigen yg berakibat terjadinya asfiksia intra uterin.
- Selain itu pasien jg akan merasakan nyeri krn tekanan ini yg akan menambah lama kala II.
- Laserasi perineum pd posisi ini lebih banyak dijumpai dibandingkn posisi-posisi lain krn pd posisi ini daya renggang panggul tdk dpt maksimal.
- Posisi litotomi utk meneran jg tdk dianjurkan krn akan menyebabkan nyeri pd punggung dan kerusakan saraf kaki yg disarakan setlh proses persalinan selesai.
- Pd posisi ini pasien akan lebih sulit utk melakukan pernafasan
- Posisi litotomi dan telentang akan membuat proses buang air lebih sulit
- Pasien merasa terbatas dlm melakukan pergerakan
- Pasien merasa tdk berdaya ktk dlm posisi telentang apalagi litotomi, krn posisinya benar-benar mnjdi “objek tindkn”
- Posisi litotomi dan telentang akan membuat proses buang air lebih sulit
- Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pd perineum
- Bisa menimbulkan kerusakan saraf
SETENGAH DUDUK :
- Membantu bidan dlm penurunan janin dgn kerja gravitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke dasar panggul
- Lebih mudah bagi bidan utk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum
BERDIRI
- Pasien lebih mudah mengosongkan kandung kemih, kandung kemih yg kosong akan memudahkan penurunan kepala
- Memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya
JONGKOK
- Memaksimalkan sudut dlm lengkungan carus yg memungkinkan bahu turun ke panggul dan bukn terhalang (macet) di atas simfisis pubis
MIRING KE KIRI
- Oksigensasi janin maksimal krn dgn miring ke kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar
- Memberi rasa santai ibu yg letih
- Mencegah terjadinya laserasi
MERANGKAK
- Membantu kesehatan janin dlm penurunan lebih dlm ke panggul
- Baik utk persalinan dgn punggung yg sakit
- Membantu janin dlm melakukan rotasi
- Peregangan minimal pd perineum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar