DEFINISI
Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif
intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode
bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
ETIOLOGI :
- Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi
penyempitan jalan nafas.
- Pembengkakan membran bronkus.
- Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
ASMA DIBAGI ATAS DUA KATEGORI :
1. Ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti
debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan.
2. Intrinsik atau nonalergi yang disebabkan oleh udara dingin,
infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan dengan polusi.
PATOFISIOLOGI
ENDOCRINE
Terjadi perubahan pada level estrogen, progesterone dan
kortisol. Dimana hormone estrogen meningkat tinggi pada trimester pertama,
peningkatan estrogen merangsang pembentukan sel darah merah terjadi kenaikan
volume darah untuk memperdarahi uterus dan janin. Progesteron meningkat pada
trimester pertama,
peningkatan ini menstimulasi pusat pernafasan dan relaksasi
otot polos vascular. Namun progesterone tidak menyebabkan relaksasi otot polos
bronchus.
ENDOCRINE (PROGESTERON) MENINGKAT >>>>
MENSTIMULASI PUSAT PERNAPASAN
KARDIOVASKULAR
Volume darah meningkat sebagai respon dari peningkatan
plasma volume dan sel darah merah. Peningkatan sel darah merah tidak sebanyak
volume plasma yang mengakibatkan anemia. Kardiak Output meningkat dan denyut
jantung bertambah 10 -20 denyut per menit. Range perubahan kardiak output ini
berkisar 30-60% yang artinya perubahan kardiak output ini juga dipengaruhi
posisi.
KARDIOVASKULAR
Estrogen Meningkat >>>> Merangsang Pembentukan
Sel Darah Merah >>>> Volume Darah Meningkat >>>>
Kardiac Out Put Meningkat
PERNAPASAN
Perubahan ini meliputi penyesuaian dinding dada, kenaikan diafragma,
progesterone menginduksi pusat pernafasan
GEJALA
1) Mengi
2) Sesak napas
3) Dada terasa berat
4) Batuk
KLASIFIKASI ASMA
Tingkat I :
1. Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan
fungsi paru.
2. Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun
dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
Tingkat II :
1. Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi
paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
2. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
Tingkat III :
1. Tanpa keluhan.
2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya
obstruksi jalan nafas.
3. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah
diserang kembali.
Tingkat IV :
1. Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi
wheezing.
2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda
obstruksi jalan nafas.
Tingkat V :
1. Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa
serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan
yang lazim dipakai.
2. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas
yang reversibel.
DAMPAK
FETUS :
- Intra uterine growth retardation
- Bayi premature
- Meningkatkan kemungkinan resiko kematian perinatal.
IBU :
- Preeklampsia 3,3%
- Hipertensi selama kehamilan 8%
- Solusio plasenta 2,5%
- Korioamnionitis 10,4%
- Persalinan dengan seksio sesar 26,4%.
PEMERIKSAAN / DIAGNOSA
1. Riwayat
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan fungsi paru
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Spirometri
b. Gas-gas Darah Arteri
c. Foto Thoraks
PEMERIKSAAN SPUTUM PADA ASMA
PENCEGAHAN
Gaya hidup yang akan dapat mencegah terjadinya asma :
1. Berhenti merokok (merokok dapat menghentikan beberapa jenis
obat pencegah sehingga tidak bisa bekerja dengan baik)
2. Mengetahui dan mengatasi pemicu asma
3. Menurunkan berat badan
PENANGANAN
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronchiale :
A. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
B. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan
serangan asma.
C. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara
pengobatan maupun penjelasan penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar